Dunia dalam genggaman |
Perkembangan
teknologi sungguh luar biasa. Perkembangan dunia saat ini sungguh luar biasa. Tanpa
bentuk, tanpa wujud, tanpa batas, tanpa sekat apapun, memunculkan sebuah
tatanan baru yang luar biasa pula. Dunia baru, dunia modern yang sungguh luar
biasa.
Dulu
kita hanya mengenal dunia yang serba terbatas, baik lokasi maupun dalam hal
informasi. Batas-batas tersebut mudah dikenali secara fisik maupun dalam segi
aktifitas. Itulah dunia yang kita kenal dengan dunia tradisional.
Namun
baru-baru ini seperti tidak terasa, waktu begitu sangat cepat sekali berlalu. Lahirlah
sebuah dunia baru yang tidak lagi dibatasi oleh pagar-pagar administrative geografis.
Itulah yang kita kenal sengan sebutan “DUNIA MAYA”. Dunia yang tidak tampak
tetapi terasa sangat nyata pengaruhnya. Dunia ini tidak memerlukan ruang untuk
menampung apapun. Dunia yang tidak memerlukan kehadiran wujud fisik.
Dengan
munculnya fenomena ini, muncul sebuah pertanyaan di benak saya “Apa yang bisa kita
perbuat sebagai seorang Muslim menghadapi tantangan yang ada di depan kita ini?”
Pesatnya
perkembangan teknologi ini tentu juga sangat berpengaruh terhadap dunia Islam. Bukan
lagi masjid, majelis ilmu, ataupun pusat-pusat studi yang saat ini ramai untuk
di ikuti dalam hal menimba ilmu, melainkan dunia internet yang tidak pernah
istirahat untuk melayani pelanggan setianya. Bukan lagi buku-buku, kitab-kitab,
yang menjadi sumber bacaan generasi baru muslim di Dunia baru ini melainkan
laptop, tablet, maupun smartphone yang telah menyediakan sumber bacaan dengan
berbagai macam fasilitasnya. Semua yang berujud fisik berganti dengan wujud
digital media, yang dapat dinikmati dengan harga yang sangat murah.
Siapapun
dari kita bisa dengan mudah membaca dan mempelajari pemikiran para ulama madzhab
apapun di dunia islam. Generasi Muslim Tanpa Masjid adalah generasi baru muslim
Indonesia yang terpanggil untuk belajar agama secara mandiri lewat berbagai
sumber yang ada. Istilah inilah yang pernah digunakan oleh Budayawan
Kuntowijoyo. Hanya saja, perlu diingat juga bahwa yang menulis di berbagai
media di Dunia Maya, tidak semuanya bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu
kita harus selektif dan cerdas pula
dalam menikmati sebaran ilmu yang tersaji secara bebas tanpa batas ini. Dunia
maya tidak mengenal redaktur yang membatasi dan menyensor opini yang bertindak
atas nama etika dan moral.
Itulah
fenomena kemunculan Dunia Baru di alam ini. Suka atau tidak suka dengan
kehadiranya melalui media-media nya yang massif bahwa ini adalah sebagai kenyataan baru bagi
kita semua. Persoalanya apakah kita mau menjadi subyek atau sebaliknya menjadi
obyek dari kehadiran dunia baru, dunia maya yang sungguh nyata ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar