Setelah
sebelumnya blog gaptek ini membahas tentang “ Mengenal
Kelas IP Address”, maka melanjutkan pembahasan tersebut dalam
postingan kali ini blog gaptek memberanikan diri membahas tentang “Mengenal
Teknik Subnetting “, mari kita mulai.
Apa itu
Subnetting?
Subnetting
merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil.
Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan
IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network
tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network
tersebut.
Apa tujuan
Subnetting?
Apa tujuan Subnetting , Mengapa perlu subnetting
atau Apa manfaat subnetting? Ada
beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1.
Untuk mengefisienkan
alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan
IP Address
2.
Mengatasi masalah
perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena
Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang
berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
3.
Meningkatkan security dan
mengurangi terjadinya kesalahan akibat terlalu banyaknya host dalam suatu
network.
Sebagai
gambaran untuk mengenal teknik
subnetting ini contoh kasusnya kira-kira seperti berikut:
Misalkan
disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting
maka semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah
jaringan tunggal dengan perincian sebagai berikut:
Misal
kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu
255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:
Network
Perusahaan
Alamat
Jaringan : 192.168.1.0
Host
Pertama : 192.168.1.1
Host
Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast
Address : 192.168.1.255
Misalkan
diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah
network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita
akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet
mask ini berbeda-beda tergantung berapa subnetwork yang akan kita buat)
sehingga akan menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai
berikut:
Network
Divisi A
Alamat
Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0
Host
Pertama : 192.168.1.1
Host
Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast
Address : 192.168.1.127
Network
Divisi B
Alamat
Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128
Host
Pertama : 192.168.1.129
Host
Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast
Address : 192.168.1.255
Dengan
demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah
subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host
(komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa
saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya
kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda
tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.
CONTOH SOAL PERHITUNGAN
SUBNETTING
Perhitungan
Subnetting ini sebenarnya sudah dibahas secara panjang lebar oleh Bapak Romi
Satria Wahono dalam artikel beliau Perhitungan
Subnetting, Siapa Takut?. Tetapi untuk melengkapi artikel sebelumnya
tentang Mengenal
Teknik Subnetting, maka sayapun ikut-ikutan mencoba membahas tentang Contoh Soal
Perhitungan Subnetting.
Menurut
saya (yang baru belajar networking), kunci utama kita melakukan subnetting
adalah dengan menentukan subnet mask suatu IP Address dengan menggunakan konsep CIDR(Classless
Inter Domain Routing) yaitu metoda pengalamatan IP Address tanpa
kelas (classless addressing). Saya sendiri baru mengenal konsep CIDR ini
beberapa minggu yang lalu, karena selama ini yang saya tau hanyalah pengkelasan
IP Address (classfull addressing).
CIDR menghindari
cara pemberian IP Address tradisional menggunakan kelas A, B dan C. CIDR
menggunakan "network prefix" dengan panjang
tertentu. Prefix length menentukan jumlah bit sebelah kiri
yang akan dipergunakan sebagai Network ID (masih inget ya
bahwa IP Address terdiri dari Network ID dan Host ID. Network ID tidak sama
dengan Network Address. Network ID merupakan bagian dari IP Address sedangkan
Network Address adalah IP Address dimana Host ID-nya diset 0 semua ).
Biasanya
dalam menuliskan network prefix suatu kelas IP Address digunakan tanda garis
miring(Slash) “/”, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang network
prefix ini dalam bit. Misalkan suatu IP Address ditulis 192.168.0.1/27hal ini
mengandung arti IP Address tersebut memiliki 27 bit sebagai Network ID.
MENENTUKAN
SUBNET MASK DENGAN CIDR:
Subnet
Mask atau Netmask adalah
angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID,
menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan
luar. Bit yang menunjukkan Network ID diset 1 dan bit yang menunjukkan Host ID
diset 0.
Suatu
IP Address 192.168.0.1/27 berarti memiliki 27 bit sebagai Network ID dan 5 bit
sisanya sebagai Host ID (masih ingatkan IP address terdiri dari 32 bit).
Sehingga Subnet Mask dari IP Address tersebut adalah
11111111.11111111.11111111.11100000 atau 255.255.255.224.
Tabel
di bawah ini merupakan subnet mask yang bisa di gunakan untuk subnetting :
CONTOH SOAL
PERHITUNGAN SUBNETTING
Soal
–soal perhitungan subnetting biasanya berkisar di empat masalah yaitu: Jumlah
Subnet,Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet dan Alamat
Host-Broadcast.
Contoh
Soal:
Subnetting
apa yang terjadi pada IP Address kelas C 192.168.1.0/27?
Jawab:
Subnet
mask dari 192.168.1.0/27 adalah 11111111.1111111.11111111.11100000 atau
255.255.255.224, maka:
1. Jumlah
Subnet,
Jumlah
subnet dapat dicari dengan 2 pangkat x, dimana x adalah banyaknya angka 1 pada
oktet 4, dalam perhitungan subnet mask diatas ada 3, sehingga Jumlah subnet
mask adalah 2 pangkat 3 sama dengan 8 buah subnet
2. Jumlah
Host,
Jumlah
host pada tiap subnet dapat dicari dengan ((2 pangkat y)-2), dimana y adalah
banyaknya angka 0 pada oktet 4, dalam perhitungan diatas ada 5, sehingga Jumlah
Host tiap subnetnya adalah 2 pangkat 5 sama dengan 30 host tiap subnet.
3. Blok
Subnet,
Untuk
mencari dapat dicari dengan dengan cara 256-224 (dimana 224 adalah nilai oktet
4) sama dengan 32. Untuk mencari subnet yang lain hasil ini dikali 2=64, dikali
3=96, dikali 4=128, dikali 5=160, dikali 6=192, dikali 7=224 dikali 8=256.
Sehingga blok subnet yang valid adalah 0 (pasti ada),
32,64,96,128,160,192, dan 224.
4. Network
Address, Host Address dan Broadcast Address yang valid
Untuk
mencari alamat host, broadcast dan network (subnet) kita langsung aja
buat tabel lengkapnya perhitungan subnetting ini sebagai berikut:
Demikianlah
sekilas tentang contoh soal
perhitungan subnetting, semoga ada manfaatnya.
REFERENSI :
Ø Konsep
IP Address di Internet Oleh : Aulia K. Arif & Onno W. Purbo
Ø Wikipedia
dan catatan lainnya
Ø http://catatanteknisi.com
: Mengenal IP Address, Mengenal Teknik Subnetting, dan Contoh Soal Teknik
Subnetting
Tidak ada komentar:
Posting Komentar