Senin, 18 November 2013

Sukses Terbesar Dalam Hidup



Apa Sukses itu?
Sukses merupakan suatu rangkaian panjang dari suatu perjuangan yang dipadukan dengan kerja keras serta dibumbui dengan izin Allah, Sang pencipta alam semesta. Sukses merupakan proses, yang tidak dapat terjadi dengan sendirinya. Banyak orang memiliki dua kata dalam hidupnya terkait sukses, yaitu sukses itu sendiri dan kegagalan. Dua-duanya berjalan beriringan melengkapi satu dengan lainnya. Dalam kamus kehidupan ini justru kegagalan menjadi suatu pembelajaran penting untuk mencapai kesuksesan. Seperti kata John F. Kennedy yang berujar bahwa “Hanya mereka yang berani gagal dapat meraih keberhasilan”, ataupun Thomas Alfa Edison yang pernah mengatakan “Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan (kesuksesan), saat mereka menyerah”. Sukses dan kegagalan beriringan dalam rangkaian perjalanan hidup ini. Beberapa rangkaian kesuksesan dan kegagalan membentuk saya menjadi pribadi yang seperti sekarang ini, menjadi semakin dewasa setiap harinya dan semakin matang menghadapi berbagai problematika kehidupan.
Berbicara mengenai sukses yang terjadi dalam hidup ini, tidak terlepas dari rangkaian kesuksesan dan kegagalan yang pernah saya alami ataupun visi luar biasa akan sebuah kesuksesan besar di kemudian hari. Saya memiliki pandangan bahwasanya sukses itu bukanlah hanya capaian yang telah kita dapat, namun sukses juga terdapat pada mimpi-mimpi besar kita yang dengan berbagai daya serta upaya akan dicapai dan diwujudkan nantinya. Bagaimanapun sukses merupakan apa yang telah kita capai dan mimpi akan suatu kesuksesan yang kita rangkai.
Semua orang mendambakan kesuksesan dalam kehidupan. Berbagai cara pun ditempuh untuk sebuah kata “sukses” itu. Namun apa arti sukses yang sesungguhnya, bisa dilihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Tergantung darimana kita melihat dan memaknai sukses tersebut. Ada yang memandang kesuksesan secara material. Mereka melihat kesuksesan dari materi yang diperoleh, seperti harta yang melimpah, rumah mewah, pangkat dan jabatan tinggi dan lain sebagainya. Tetapi apakah dengan meperoleh semua itu, kita bisa merasakan kebahagiaan? Atau justru kegelisahan kerana takut kehilangan semua itu. 
Merubah Sudut Pandang
Sampai titik ini dalam kehidupan ini, saya merasa tidak memiliki prestasi yang menonjol seperti orang lain yang menjadi juara lomba cabang olahraga tertentu, mendapat penghargaan akademik, mendapat beasiswa, mendapat hadiah, bonus, pekerjaan bergaji tinggi dan lain sebagainya. Dalam setiap kondisi saya selalu berusaha memberikan yang terbaik dan hasilnya juga lumayan memuaskan orang lain seperti teman dan atasan yang melihat hasil kerja saya. Untuk semua itu saya mendapatkan penghargaan, respek, dan persahabatan, tapi tidak ada satupun yang bisa kucantumkan dalam curriculum vitae sebagai prestasi dan sebuah kesuksesan yang dapat dibanggakan.
Ini bukan berarti saya mengeluh dalam hidup, hanya saja saya merasa heran sendiri dan terus berfikir lebih dalam. Inspirasi itu hinggap di dalam layar monitor 14 inchi yang saya tatap setiap hari. Pada sore hari itu dalam menjelang pulang saya menyadari kesuksesan terbesar dalam hidupku hanya dengan merubah sudut pandang sedikit.  Untuk bisa memahaminya saya perlu memberikan  gambaran sekilas perjalanan hidup saya. Saya adalah anak pertama dari 3 bersaudara, menjalani masa kecil di kampung yang sangat jauh dari kebisingan perkotaan yaitu Kampung Sumber di daerah Sragen Jawa Tengah hingga memasuki usia SMP. Pendidikan menengah aku jalani di salah satu SMU favorit di Sragen. Tinggal di sebuah asrama pesantren yang didirikan oleh salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia, Hidup sendiri, terpisah dari adik-adik dan keluarga, hingga aku kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Kota Surakarta. Tidak lama setelah lulus dari perkuliahan saya di pertemukan dengan bidadari yang saat ini telah saya nikahi.
Dari perjalanan singkat di atas tidak semuanya saya jalani dengan mulus, perjuangan dan perjalanan panjang serta penuh tantangan. Di masa saat memasuki dunia perkuliahan hingga selesai perkuliahan saya seperti burung yang telah pergi dari sarangnya, meninggalkan dunia pesantren yang di penuhi dengan aturan dan menjalani perkuliahan. Tidak jauh kondisinya dengan saat tinggal di asrama, karena selama perkuliahan saya tinggal di sebuah masjid di sekitar kampus. Disinilah saya merasakan sukses terbesar dalam hidupku. Dalam tahun-tahun yang berlalu itu, ditengah masyarakat, mengatur hidupku secara mandiri, memilih teman sendiri, dalam kebebasan yang sebebas-bebasnya aku berhasil menjadi dewasa, meraih kematangan, kemandirian tanpa insiden apapun. Tanpa terjerat narkoba, seks bebas, atau perbuatan kriminal lainnya.
Di tengah perjalanan saya itu, babak baru pun saya mulai dengan berorganisasi, berdiskusi, menjadi pembicara dalam sebuah acara, rapat, begadang sampai larut malam pernaha saya jalani. Sebuah pengalaman yang tidak akan pernah saya dapat manakala saya hanya berdiam diri layaknya mahasiswa “kupu-kupu” (kuliah-pulang). Dalam berorganisasi banyak hal yang saya dapat, mulai dari bagaimana menjadi anggota hingga pernah menjadi ketua umum di salah satu organisasi di tingkat universitas. 
Sebuah Perjalanan Panjang
Sekelumit kisah diatas akan akan mengawali perjalanan saya ke depan, satu langkah yang akan mengawali, ratusan, ribuan bahkan jutaan langkah menuju kehidupan yang sukses. Bukan hanya dalam hal materi, akan tetapi juga sukses dalam memelihara diri, keluarga, agama, bangsa dan Negara.
Saya menyadari kesuksesan ini bukanlah atas usaha dan kerja keras saya sendiri tapi buah dari do’a orang tua dan rencana yang Allah swt rancang untuk diri saya. Kesadaran itu terasa kuat karena kesuksesan ini tidak bisa saya klaim sebagai hasil peluh sendiri tapi bagian dari skenario besar untuk bangsa ini. Hari ini saya berada pada kondisi yang siap siaga untuk berkontribusi dalam masyarakat adalah buah dari kesuksesan tersebut. Saya meyakini bahwa saya adalah bagian dari perwujudan do’a dan pengorbanan orang-orang ikhlas, pahlawan tanpa nama, dan orang-orang terzalimi yang menginginkan bangsa ini unggul dan menjadi tauladan serta negara ini mewujudkan nama yang sudah lama disematkan yaitu sepenggal firdaus di muka bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar