Selasa, 08 Oktober 2013

K E L U A R G A

KELUARGA; kata ini tersusun dari 8 huruf, sangat sederhana pelafalanya, namun dibalik itu tersimpan sesuatu yang sangat luar biasa. Kenapa demikian?? tentu masing-masing orang akan menemui jawabanya sendiri setelah mengalaminya sendiri. Sebuah kehidupan baru yang dimulai dengan perjanjian yang agung yang mampu menggetarkan 'arsy yaitu pernikahan.

Sebuah pernikahan di bangun dalam sebuah ikatan yang suci. Ia tidak hanya sekedar menyatukan dua insan yang berbeda, tapi juga menyatukan dua keluarga besar yang berbeda kultur dan budaya. Bahkan Allah menyebut pernikahan dengan Mitsaqan Gholidzo (Perjanjian yang kuat).

MITSAQON GHOLIDZO ; “perjanjian yang kokoh”; “perjanjian yang agung”; “perjanjian yang berat”

Sebuah  kata/frase yang hanya Allah Firmankan sebanyak tiga kali di dalam al Quran :

QS 33:7-8, Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil Perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka Perjanjian yang teguh. (QS Al-Ahzab:7)

mitsaqon gholidzo : perjanjian yang DIA ambil dari para Ulul Azmi (Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad) untuk mengemban amanah penegakan Islam.

QS 4:154, Dan telah Kami angkat ke atas (kepala) mereka bukit Thursina untuk (menerima) Perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka. dan Kami perintahkan kepada mereka: “Masuklah pintu gerbang itu sambil bersujud”, dan Kami perintahkan (pula) kepada mereka: “Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabtu”, dan Kami telah mengambil dari mereka Perjanjian yang kokoh. (QS An-Nisa: 154)
 
mitsaqon gholidzo : saat dimana IA angkat bukit Thursina untuk mengambil perjanjian & sumpah setia dari Bani Israil dalam memurnikan ketaatan & kepatuhan padaNYA semata.

QS 4:21, mistaqon gholidzo : perjanjian agung yang diambilNYA dari pria kepada wanita dalam ikatan pernikahan.

Ketiganya adalah perjanjian yang kokoh, perjanjian yang berat, perjanjian yang agung. Suatu janji untuk bersama memurnikan ketaatan & kepatuhan padaNYA semata. Sebuah komitmen untuk menegakkan kalimatNYA. Suatu janji dan komitmen yang akan ditukar dengan kemenangan di dunia dan/atau hak huni surgaNYA di akhirat kelak.

Begitu sakralnya sebuah pernikahan hingga Allahpun menyamakan perjanjian tersebut dengan perjanjian-Nya dengan para Nabi. Dengan mitsaqon gholidzo (Perjanjian yang kokoh) ini, seorang laki-laki dan seorang wanita menjadi sepasang suami istri setelah sebelumnya mereka hidup terpisah sebagai seorang individu. Memang dalam hitungan mereka itu berbilang, namun pada hakikatnya mereka itu satu.

Dalam bahasa Jawa pun istri disebut "garwa atau sigaraning nyawa". Sebuah kata yang menarik sekali dan menurut saya juga sangat puitis sekali. Ini juga bisa berarti istri adalah detak jantung kita yang berdetak di tempat lain, istri adalah nafas kita yang berhembus di di lain tempat. Jadi jangan pernah macam-macam dengan sebuah pernikahan.

Sebagai dua insan yang sebelumnya hidup di tempat yang berbeda, kultur dan budaya yang berbeda bahkan mungkin dua insan yang memiliki cara pandang dan berpikir yang berbeda pula. Dari sinilah yang kadang membuat sebuah keluarga tidak selau harmonis. Tidak selamanya sebuah bahtera rumah tangga akan berlayar dalam lautan yang tenang. Tak jarang riak gelombang menghantam bahtera kita yang bisa membuat kita terpontang-panting tidak karuan. Dahsyatnya gelombang tersebut tak jarang membuat sebuah bahtera rumah tangga kandas di tengah jalan. Hancur berkeping-keping, sehingga tidak bisa berlabuh di dermaga kebahagiaan.

Pernikahan di bangun bukan atas dasar persamaan, tetapi dibangun untuk menyatukan perbedaan. Sungguh naif sekali jika sebuah perceraian terjadi hanya karena sudah tidak cocok lagi, karena banyak perbedaan atau bahkan hanya karena materi. Sebuah perbedaan tentu masih bisa dikompromikan-asal tidak bertentangan dengan agama-mana yang sesuai dan mana yang tidak sesuai.

Mitsaqan Gholidzo (Perjanjian yang kuat), dengan perjanjian ini maka sebuah pernikahan tidak dibangun hanya untuk 1-2 hari saja, atau 1-2 tahun saja. Sebuah perjanjian yang disaksikan para Malaikat, yang lafadznya mampu menggetarkan 'arsy sudah menjadi kewajiban bagi siapa saja yang mengendarai bahtera ini harus membawanya berlabuh dalam dermaga kebahagiaan.

Sumber :




2 komentar:

  1. artikelnya bagus mas.. jadi pengen cepet-cepet ngrasain :D hehe

    Adib Informatika UMS

    kunjungi juga blog saya mas http://adiblife.com/..

    makasih..

    BalasHapus
  2. Amiiin... Semoga di segerakan untuk menunaikannya...

    BalasHapus